Ribuan Umat Buddha akan Marakkan Perayaan Waisak 2567 di Candi Borobudur

ded648fee2bbfd8caba8e2f5784785bd
Bagikan:

JAKARTA (Harianterkini.id) – Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama (Kemenag) Supriyadi mengatakan pucak perayaan Hari Raya Waisak 2567 B.E/2023 Masehi akan dipusatkan di Candi Borobudur. Sekitar 4.500 umat Buddha diprediksi akan menyemarakkan perayaan tersebut.

“Tak hanya diikuti oleh umat Buddha dari Indonesia, umat dan biksu dari sejumlah negara juga akan hadir ke Candi Borobudur,” Dirjen Bimas Buddha Kemenag Supriyadi bersama Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media Wibowo Prasetyo saat acara Gathering Media Pers di Jakarta, Jumat (26/5/2023).

Baca Juga:  Singgahi Semarang, Roadshow Pertamina Grand Prix Indonesia 2023 Ajak Warga Rasakan Pengalaman Jadi Pembalap MotoGP

Menurutnya, momentum keagamaan seperti Waisak mesti dipergunakan untuk memperkuat dan memperteguh rasa kebersamaan di antara umat Buddha serta umat agama lainnya di Indonesia.

“Kita semua punya tugas yang besar memaknai hari besar Waisak. Tentu perlu diwujudkan dalam bentuk sebuah kebersamaan. Karena, pesan Menteri Agama dan Presiden bahwa sebuah kebersamaan dalam kerukunan yang harmonis itu perlu kita tunjukkan kepada seluruh umat Buddha yang ada di Indonesia,” kata Supriyadi.

Baca Juga:  Ribuan Lampu Colok Hiasi Malam Ramadhan, Wali Kota Pekanbaru: Jaga Tradisi Gotong Royong Bangun Kota

Untuk persiapan pelaksanaan puncak perayaan Waisak pada 4 Juni 2023 mendatang, ia menyebut semua komponen telah siap. Pelaksanaannya tidak hanya melibatkan Kementerian Agama saja, tapi Kementerian BUMN, Walubi, hingga Permabudhi.

“Sudah 90 persen ya persiapan, itu sudah bergerak semua tinggal pelaksanaannya nanti,” ujar dia.

Baca Juga:  Isu Dampingi Prabowo Nyapres, Gibran: Saya Belum Cukup Umur

Selain kepada umat, Dirjen juga berpesan kepada para Pengurus Pusat Organisasi untuk dapat bersama-sama menyuarakan kepada anggotanya di daerah, yakni pesan-pesan kebersamaan merajut dan merangkai Buddha Dhamma yang telah tertanam dalam relung hati diri umat Buddha.

“Kalau kita semua bisa menampilkan dan menunjukkan bahwa kebersamaan yang betul-betul alamiah, bukan dipaksakan,” harapnya.