Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan Terbukti Korupsi Pengadaan LNG

Screenshot_2023-09-19-23-32-16-16_40deb401b9ffe8e1df2f1cc5ba480b12
Bagikan:

JAKARTA (Harianterkini.id) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan terhadap Direktur Utama PT Pertamina (Persero) periode 2009-2014 Karen Agustiawan, Selasa (19/9) malam.

Sebelum ditahan, Karen Agustiawan menjalani pemeriksaan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Liquefied Natural Gas (LNG) di PT Pertamina (Persero). .

Keluar dari ruang pemeriksaan, Karen langsung ditahan untuk 20 hari ke depan. Karen telah mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK dengan tangan diborgol.

Baca Juga:  IPW Apresiasi Komisi Pemberantasan Korupsi Tetapkan Hasto Jadi Tersangka, Namun KPK Juga Harus Ungkap Keganjilan Sumber Uang Suap

“Untuk kebutuhan proses penyidikan, tim penyidik menahan tersangka KA (Karen Agustiawan) selama 20 hari pertama terhitung mulai 19 September sampai dengan 8 Oktober 2023 di Rumah Tahanan Negara KPK,” ujar Ketua KPK Firli Bahuri dalam jumpa pers di Kantornya, Jakarta, Selasa (19/9) malam.

Dalam proses penyidikan berjalan, KPK telah memeriksa sejumlah saksi. Seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) periode 2011-2014 Dahlan Iskan, Dirut Pertamina periode 2014-2017 Dwi Soetjipto, Senior VP Gas Pertamina periode 2011-2012 Nanang Untung, mantan Direktur Utama Pertagas Niaga Jugi Prajogio hingga Dirut PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) periode 2011-2014 Nur Pamudji.

Baca Juga:  KPK Tetapkan Eks Kakanwil Riau Sebagai Tersangka Dugaan Pencucian Uang

Selain itu, KPK telah melakukan pencegahan ke luar negeri terhadap sejumlah pihak. Mereka ialah Karen, mantan Direktur Gas dan Energi Baru Terbarukan Pertamina Yenni Andayani, mantan Direktur Gas Pertamina Hari Karyuliarto, dan anak kedua Karen bernama Dimas Mohamad Aulia.

Baca Juga:  Hadapi Pemilu 2024, Golkar Jateng Gelar TOT Saksi Tingakat Nasional 202

KPK memasukkan kasus dugaan korupsi terkait pengadaan LNG di PT Pertamina ini sebagai prioritas untuk diselesaikan. KPK mengklaim bakal membongkar secara utuh kasus tersebut demi memulihkan kerugian keuangan negara.