Ajak Pengunjung Nostalgia ke Masa Jadul di Pasar Ndoro Bei Demak

DEMAK (Harianterkini.id) – Nuansa jadul (zaman dulu) sangat terasa di Pasar Ndoro Bei yang digelar di Pendapa Notobratan Kadilangu, Sabtu (26/8/2023) hingga Minggu (27/8/2023). Para pembeli dilayani oleh pedagang yang seluruhnya mengenakan pakaian adat.

Pedagang wanita yang menggunakan kebaya, lengkap dengan jariknya. Sementara pedagang pria mengenakan pakaian lurik dan gombrong hitam, yang merupakan pakaian khas rakyat di masa Kasultanan Bintoro.

Tak hanya itu, lapak mereka pun dibangun dengan bahan bambu dan welit, yang menambah suasana pasar tradisional zaman dulu. Pembeli dimanjakan dengan makanan nostalgia zaman dulu, seperti, getuk lindri, es dawet ndoro hayu, jamu coro, hingga permen jadul gulali.

Baca Juga:  Selama Cuti Lebaran, Mobil Dinas Pemprov Riau Dikandangkan

Untuk menikmati kuliner di pasar tersebut, para pembeli tidak menggunakan uang tunai, namun menggunakan kepingan koin dari kayu. Mereka bisa menukar uang Rp5 ribu di pintu masuk, untuk mendapat satu keping koin kayu.

Pengunjung pasar, Rian menyampaikan, dia sangat tertarik dengan pasar tradisional tersebut, karena betul-betul menggambarkan di masa zaman Kasultanan Demak Bintoro.

Baca Juga:  Kejari Kota Semarang dan IAD Gelar Baksos, Berikan Bantuan Warga Terdampak Banjir di Tlogosari Semarang

“Menu yang ditawarkan pun menu jajanan tempo dulu, dengan membayar dua hingga tiga keping. Untuk rasanya pun enak. Ya pokoknya oke deh, dari menu dan suasana menggambarkan suasana jadul,” kata Rian, saat di temui di lokasi Pasar Ndoro Bei, Sabtu (26/8/2023).

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Endah Cahyarini menyampaikan, kegiatan Pasar Ndoro Bei merupakan rangkaian acara Catur Sasangka, yang merupakan cipta karya yang spektakuler di Demak. Kegiatan yang digelar selama dua hari, Sabtu (26/8/2023) hingga Minggu (27/8/2023) itu, diharapkan menjadi pionir dalam pelestarian budaya bangsa.

Baca Juga:  Puncak Harganas ke-31, Pemprov Jateng Tegaskan Tekad Turunkan Stunting

Ditambahkan, selain menawarkan replika pasar nusantara abad ke-18, juga ada sarasehan sejarah dan budaya. Kemudian pagelaran wayang kulit kontemporer, pertunjukan tari sanggar Padma Baswara, pertunjukan tayub, hingga kirab tumpeng Pranoto Mongso.

Bagikan: