Menko Mahfud MD Khawatir Potensi Transaksional di Pemilu 2024 Imbas Pendapatan Rendah

JAKARTA (Harianterkini.id) – Menko Polhukam Mahfud MD mengkhawatirkan Pemilu 2024 cenderung ke arah transaksional atau politik uang. Ia menduga hal itu disebabkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang masih sangat rendah.

Atas dasar itu, Menko Mahfud menegaskan, suara masyarakat berpotensi dimanfaatkan ‘dibeli’ oleh politisi. Diharapkannya, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia naik menjadi US$5.500.

Baca Juga:  Kejagung Tunggu Persetujuan Presiden untuk Periksa Anggota BPK AQ dalam Kasus BTS

“Pemilu kita nampaknya masih akan transaksional, karena pendapatan per kapita masih rendah. Demokrasi semakin baik, jika pendapatan per kapita naik 5.500 dolar Amerika Serikat, sekarang masih 4.500 dolar Amerika,” ujar Menko Mahfud dikutip dari RRI, Senin (9/10).

Menko Mahfud membeberkan, praktik politik transaksional tidak hanya terjadi jual-beli suara antara kontestan dengan pemilih. Namun, terjadi juga antar kontestan dan antar parpol.

Baca Juga:  Mahfud MD Bentuk Satgas Gabungan Usut Tuntas Transaksi Janggal Rp 349 T

“Sistem demokrasi di Indonesia belum sempurna. Namun saat ini demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang paling baik,” ucap Menko Mahfud.

Di satu sisi, Menko Mahfud menekankan, ketidaksempurnaan demokrasi di Indonesia dapat menimbulkan risiko besar bagi rakyat. Seperti, risiko salah memilih pemimpin, politik transaksional, hingga munculnya para pembohong yang suka memuji dirinya sendiri.

Baca Juga:  Pemerintah Tetapkan 27 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama di 2024

“Demokrasi tetap dianggap yang terbaik karena ada peran rakyat di situ secara berkala maupun reguler untuk memenuhi tuntutan. Dan kebutuhan masyarakat,” terang Menko Mahfud.

About Author