Tradisi Syawalan di Kebumen, Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono Dorong Warisan Budaya yang Harus di Lestarikan

SEMARANG (Harianterkini.id) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Ferry Wawan Cahyono, mengajak masyarakat untuk meramaikan dan melestarikan tradisi syawalan pacuan kuda di Kabupaten Kebumen.

Dalam upayanya mempertahankan warisan budaya lokal, Ferry menekankan pentingnya menjaga keberlangsungan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas daerah tersebut.

Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Tegalrejo, Desa Ambalresmi, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen itu berlangsung dengan meriah oleh ribuan masyarakat.

Tradisi syawalan pacuan kuda merupakan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat pesisir selatan Kabupaten Kebumen.

Baca Juga:  Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono Berikan Ucapkan Selamat kepada Prof Suharnomo atas Pelantikan sebagai Rektor Undip 2024-2029

” Selain menjadi ajang hiburan, tradisi ini juga menjadi sarana mempererat tali persaudaraan antarwarga serta memperkuat nilai-nilai kebersamaan,” kata Ferry, saat dijumpai wartawan, Kamis (18/4).

Tak hanya itu, Tradisi syawalan pacuan kuda ini juga di apresiasi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo.

Menteri termuda RI itu mengaku kali kedua menyaksikan secara langsung gelaran pacuan kuda di lokasi yang sama.

Menpora mengapresiasi gelaran lomba pacuan kuda di Kebumen. Ia merasa setiap tahun harus hadir mengikuti perlombaan ini. Menurutnya lomba itu bukan saja menampilkan seni olahraga berkuda, tapi juga berbalut wisata budaya yang unik dan meriah.

Baca Juga:  Grand Candi Hotel Semarang Ajak Tamu Karoke Bersama di Perayaan Tahun Baru 2023

“Jadi ini kedua kalinya saya datang ke acara pacuan kuda ini. Tahun lalu begitu saya diangkat jadi menteri langsung datang ke sini. Memang sudah menjadi keharusan saya untuk datang ke sini setiap tahunnya,” ujar Menpora, baru baru ini.

Lebih lanjut, Ferry yang juga Wakil Ketua DPRD Jateng Dapil X meliputi wilayah Banjarnegara, Kebumen dan Purbalingga, menegaskan bahwa menjaga tradisi lokal merupakan tanggung jawab bersama untuk melestarikan identitas budaya daerah.

Ia juga mengajak semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, untuk bersatu padu dalam mendukung dan mengembangkan tradisi syawalan pacuan kuda ini agar tetap eksis dan berkelanjutan.

Baca Juga:  KAI Daop 4 Semarang Kembali Hadirkan Pelayanan Kesehatan Gratis Menggunakan Rail Clinic di Stasiun Gundih

“Tradisi syawalan pacuan kuda bukan hanya sebagai ajang hiburan semata, namun juga menjadi bagian dari kekayaan budaya daerah yang harus dilestarikan dan dikembangkan bersama,” ujar Ferry.

Kegiatan syawalan pacuan kuda di pesisir selatan Kabupaten Kebumen juga menjadi momentum untuk mempromosikan pariwisata lokal dan mendukung ekonomi masyarakat setempat.

Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, diharapkan tradisi ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat positif bagi semua stakeholder yang terlibat.

About Author