Mohammad Agung Ridlo : “Membangun Bayang-Bayang Surga di Muka Bumi” 

InShot_20250621_120309090
Bagikan:

SEMARANG, (Harianterkini.id) – Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T., selaku Ketua Program Pascasarjana S2 Magister Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Fakultas Teknik UNISSULA Semarang mengatakan bahwa kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kasih sayang, cinta kasih, dan pengabdian.

Ketiga aspek ini, menurutnya, merupakan fitrah hakiki manusia sebagai makhluk Allah yang mulia di bumi.

“Dengan kasih sayang dan cinta kasih, manusia memperoleh banyak kebaikan, kelangsungan hidup, serta kenikmatan yang tak terhitung,” kata Ridlo, di Semarang, Jum’at, 20 Juni 2025.

Sementara itu, lanjut dia, pengabdian menjadi jalan bagi manusia untuk menyadari keberadaan, fungsi, status, dan makna tugas kehidupannya di dunia. Dari kasih sayang, cinta kasih, dan pengabdian inilah tampak nyata lambang, identitas, dan bukti kemuliaan manusia sebagai ciptaan Allah.

Konsep Bayang-Bayang Surga

Ridlo yang juga menjabat sebagai Sekretaris I Bidang Penataan Kota, Pemberdayaan Masyarakat Urban, Pengembangan Potensi Daerah, dan Pemanfaatan SDA, ICMI Orwil Jawa Tengah itu mengungkapkan bahwa permukiman Darussalam membangun bayang-bayang surga di muka bumi dapat diwujudkan melalui konsep permukiman “Darussalam”.

Baca Juga:  Kesehatan Mental Pasien dan Caregiver Pasca Stroke Merupakan Luka yang Tak Terlihat

Permukiman ini, kata dia, bukan sekadar tempat tinggal, melainkan komunitas yang berlandaskan nilai-nilai Islam, di mana seluruh penduduknya senantiasa melakukan amal saleh dan kegiatan bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.

“Darussalam berasal dari kata “dar” (rumah, perkampungan) dan “salam” (keselamatan, kesejahteraan), sehingga permukiman ini diharapkan mampu membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh penghuninya,” ungkapnya.

Pihaknya juga mengatakan bahwa permukiman Darussalam menekankan keteraturan sosial, keberadaan masjid sebagai pusat aktivitas, dan adanya ruang publik yang mendukung interaksi positif antar warga.

“Segala aktivitas di dalamnya diatur agar sesuai dengan prinsip syariah, seperti tata ruang yang membedakan zona publik, privat, dan servis, serta orientasi bangunan yang memperhatikan aspek ibadah dan kebersamaan,” ujar Ridlo yang juga Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah.

Membangun bayang-bayang surga di muka bumi dapat diwujudkan melalui konsep permukiman “Darussalam”.

Permukiman ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan komunitas yang berlandaskan nilai-nilai Islam, di mana seluruh penduduknya senantiasa melakukan amal saleh dan kegiatan bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.

Baca Juga:  Isu Kejaksaan Superbody sebagai Upaya Pelemahan Kejaksaan oleh Koruptor

“Darussalam berasal dari kata “dar” (rumah, perkampungan) dan “salam” (keselamatan, kesejahteraan), sehingga permukiman ini diharapkan mampu membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi seluruh penghuninya,” jelasnya.

“Permukiman Darussalam menekankan keteraturan sosial, keberadaan masjid sebagai pusat aktivitas, dan adanya ruang publik yang mendukung interaksi positif antar warga,” imbuhnya.

Segala aktivitas di dalamnya diatur agar sesuai dengan prinsip syariah, seperti tata ruang yang membedakan zona publik, privat, dan servis, serta orientasi bangunan yang memperhatikan aspek ibadah dan kebersamaan.

Permukiman Rahmatan Lil Alamin

Ia mengatakan bahwa Rahmat bagi Seluruh Alam Permukiman yang Rahmatan lil alamin adalah permukiman yang membawa rahmat, kesejahteraan, dan keselamatan tidak hanya bagi manusia, tetapi juga seluruh makhluk hidup dan alam.

Konsep ini berakar pada ajaran Islam yang menekankan kasih sayang, keadilan, dan kedamaian bagi seluruh alam semesta, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Anbiya: 107, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Baca Juga:  Penggunaan Media PAPI DERA SIGETAMA 3D Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran IPA Sekolah Dasar

Implementasi Nilai Rahmatan Lil Alamin Dalam Permukiman Meliputi : 

Kepedulian Sosial : Saling tolong-menolong, peduli terhadap sesama tanpa memandang latar belakang.

Keseimbangan Sosiologis : Menjaga lingkungan, tidak merusak alam, dan memperlakukan hewan serta tumbuhan dengan kasih saying.

Keadilan dan Toleransi : Menghargai perbedaan, menjunjung tinggi keadilan sosial, dan menciptakan suasana damai di tengah masyarakat.

Pusat Ibadah dan Pendidikan : Masjid sebagai pusat aktivitas, tempat ibadah, pembelajaran, serta pengembangan karakter mulia.

Kesimpulan

Membangun bayang-bayang surga di muka bumi adalah upaya mewujudkan kehidupan yang penuh kasih sayang, cinta kasih, dan pengabdian.

“Permukiman Darussalam sebagai simbol perkampungan Rahmatan lil alamin menjadi contoh nyata bagaimana manusia dapat hidup harmonis, sejahtera, dan membawa rahmat bagi seluruh alam,” ucapnya.

“Dengan menerapkan nilai-nilai ini, manusia tidak hanya menjaga fitrahnya sebagai makhluk Allah yang mulia, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan dunia yang damai dan penuh keberkahan bagi semua makhluk,” tutupnya.***