Freeport dan Pemkab Mimika Bersinergi, Tingkatkan Layanan RS Waa Banti
TIMIKA (Harianterkini.id) – Pemerintah Kabupaten Mimika bersama PT Freeport Indonesia mengajak perusahaan, lembaga adat, berpartisipasi mendukung penguatan infrastruktur kesehatan RS Waa Banti, Distrik Tembagapura.
Hal tersebut disampaikan Pj Bupati Mimika yang diwakili oleh Seketaris Daerah (Sekda) Petrus Yumte dalam dialog kemitraan multipihak Para-para SDGs Timika No Komen (PaSTi Noken) ke7, di Timika, Rabu (13/11).
“Freeport dan Pemda Mimika adalah dua mesin besar dalam konteks pembangunan berkelanjutan di Mimika. Kolaborasi bersama yang telah dilakukan untuk membahas isu-isu strategis dan semua pihak dapat mengambil peran masing-masing,” katanya.
Senior Vice President Sustainable Development PTFI Nathan Kum mengatakan pembangunan RS Waa Banti merupakan wujud komitmen PTFI memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan.
“Dengan peran kunci Pemkab Mimika serta dukungan PTFI, keberadaan RS Waa Banti dapat memberikan pelayanan kesehatan yang modern dan lebih baik sehingga mudah diakses oleh masyarakat di Kampung Waa Banti dan sekitarnya,” kata Nathan.
Layanan RSUD Waa Banti sempat terhenti pada periode 2017—2020. Hal ini mengakibatkan masyarakat di Desa Banti dan kampung sekitarnya tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan.
Sejak 2022, PTFI telah memberikan dukungan signifikan untuk membantu RSUD Waa Banti kembali beroperasi, termasuk berkontribusi dalam penyediaan material, tenaga kerja, transportasi tenaga kesehatan, genset, dan pasokan air. Rumah sakit ini kemudian kembali beroperasi pada Agustus 2023.
“Rumah Sakit Waa Banti menjadi role model, karena adanya peran pemerintah, perusahaanFreeport Indonesia serta keterlibatan masyarakat, dan ini harus kita hargai bersama,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Mimika Reynold Ubra.
Reynold mengatakan walaupun berada di wilayah yang terpencil, RS Waa Banti dilengkapi oleh fasilitas kesehatan poli umum, poli bedah, poli anak dan kebidanan, instalasi gawat darurat (IGD) beroperasi 24 jam, rawat inap, fasilitas laboratorium, ambulans serta mobil operasional.
Direktur Rumah Sakit RSWB dr. Anita Sanjaya mengatakan keberadaan RS Waa Banti memiliki peran strategis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Desa Banti I, Banti II, Opitawak, dan beberapa kampung sekitar di wilayah dataran tinggi Mimika.
Sebagai rumah sakit tipe D, RS Waa Banti mengakomodasi masyarakat untuk penanganan penyakit-penyakit dasar. Sejak beroperasi selama periode Agustus 2023 hingga Oktober 2024 tercatat 13.524 kunjungan pasien, 526 di antaranya pasien rawat inap, 1.200 pasien IGD.
“Kemudian untuk layanan persalinan, selama satu tahun ada 33 ibu melahirkan. Keberadaan RSUD ini dapat mengurangi insidensial melahirkan di rumah atau di tempat lainnya,” kata Anita.
Bagi Kepala Distrik Tembagapura Thobias Yawame, kehadiran RSUD Waa Banti merupakan jawaban untuk layanan kesehatan masyarakat setempat.
“Ini menjadi rumah sakit yang ada di daerah terpencil pegunungan. Saya secara pribadi maupun masyarakat distrik Tembagapura bangga dengan kehadiran rumah sakit besar di Waa Banti. Pelayanannya itu juga untuk masyarakat sekitar Waa Banti, sehingga masayrakat dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara maksimal,” kata Thobias.
Catatan pendukung forum dialog SDGs PaSTi Noken Dialog kemitraan multipihak pertama di Timika ini mengambil slogan PaSTi NoKen yang merupakan singkatan dari Para-para SDGs Timika No Komen.
Makna filosofis PaSTi NoKen diangkat dari kearifan lokal Papua, yang berarti mendiskusikan segala hal menyangkut tujuan dan komitmen bersama. Sedangkan “NoKen” mengambil konteks budaya setempat, sebagai wadah kesepakatan untuk ditindaklanjuti bersama dalam semangat kemitraan dan kolaborasi.
Kemitraan SDGs bersama Pemkab Mimika yang dikordinir oleh Bappeda Mimika bersama PTFI, serta pemangku kepentingan non-pemerintah lainnya telah berlangsung selama empat tahun.
Dialog kemitraan multipihak ini rutin diselenggarakan tiap kuartal dengan mengangkat beragam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs).
PaSTi NoKen yang memasuki edisi ke-7 ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Mimika, Dinas Kesehatan Pemkab Mimika, RSUD Waa Banti, kepala kampung, perusahaan mitra dan kontraktor PTFI, BUMN, komunitas, paguyuban, NGO, dan akademisi.
PaSTi NoKen 1: SDGs Tujuan 6, Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak, PaSTi NoKen 2: SDGs Tujuan 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, PaSTi NoKen 3: SDGs Tujuan 4, Pendidikan Berkualitas, PaSTi NoKen 4: SDGs Tujuan 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, PaSTi NoKen 5: SDGs Tujuan 2, Tanpa Kelaparan, PaSTi NoKen 6: SDGs Tujuan 12, Pengelolaan Sampah Berkelanjutan, PaSTi NoKen 7: SDGs Tujuan 3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera.