Strategi Agribisnis Meningkatkan Kemandirian dan Kesejahteraan Petani

InShot_20250324_115503718
Bagikan:

SEMARANG, (Harianterkini.id) – Salah satu faktor utama yang menyebabkan kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan di Indonesia adalah pesatnya laju proses perpindahan penduduk dari wilayah perdesaan ke kota-kota besar, yang dikenal dengan istilah urbanisasi.

Proses urbanisasi tidak hanya meningkatkan jumlah penduduk di kota, tetapi juga mengakibatkan hilangnya tenaga kerja produktif di desa, yang seharusnya berkontribusi pada roda ekonomi perdesaan.

Urbanisasi yang tidak terkendali ini berpotensi mengancam ketahanan pangan nasional dan memperlebar kesenjangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan.

Peningkatan laju pertumbuhan penduduk di perkotaan, baik karena faktor alamiah maupun migrasi, menyebabkan konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.

Di pantai utara Jawa, misalnya, konversi lahan pertanian mencapai sekitar 20%. Hal ini berdampak pada menyempitnya lapangan pekerjaan di sektor pertanian dan menurunnya produktivitas pertanian.

Jika kondisi ini dibiarkan, maka sektor pertanian yang memiliki potensi besar untuk memulihkan perekonomian akan semakin tertekan.

Pentingnya Pembangunan Perdesaan
Pembangunan perdesaan yang identik dengan pembangunan sektor pertanian harus menjadi fokus utama.

Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam menghadapi krisis ekonomi, seperti yang terlihat pada krisis tahun 1977.

Baca Juga:  Kejaksaan Agung Periksa 1 Orang Saksi Perihal Perkara Perkeretaapian Medan

Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu mengedepankan sistem keterkaitan antara desa dan kota (rural urban link age development system).

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi di wilayah perdesaan, pengembangan agribisnis menjadi kunci. Simbiosis mutualisme antara desa dan kota menciptakan hubungan yang saling menguntungkan, di mana kegiatan ekonomi di desa menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi wilayah.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan perdesaan, pengembangan kegiatan pertanian dengan orientasi agribisnis berfungsi sebagai pendorong utama yang memberikan “spread effect” terhadap pembangunan wilayah sekitarnya.

Strategi Pengembangan Agribisnis
Beberapa strategi penting dalam pengembangan agribisnis meliputi :

Pertama, Infrastruktur Dasar. Penyediaan infrastruktur seperti jaringan jalan, akses air bersih, dan sarana pemasaran sangat penting untuk mendukung sektor pertanian.

Membangun wilayah perdesaan melalui agribisnis berarti menciptakan sub-sistem infrastruktur yang mendukung sektor pertanian, sehingga dapat menarik kegiatan pembangunan yang berdampak positif pada kawasan sekitarnya.

Kedua, Kemandirian Sumber Daya Manusia (SDM). Pengembangan SDM dan kelembagaan yang kuat melalui pendidikan formal dan informal diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem agribisnis.

Baca Juga:  Isu Kejaksaan Superbody merupakan Upaya Serangan Balik dari Koruptor

Ketiga, Pendekatan Partisipatif. Melibatkan semua stakeholder dalam pengembangan agribisnis dengan pendekatan Bottom-Up Planning sangat penting agar partisipasi masyarakat dapat terwujud.

Semua pihak, termasuk masyarakat agribisnis, investor, dan pemerintah daerah, harus terlibat aktif.

Keempat, Mandiri dan Berkelanjutan. Mendorong masyarakat untuk mandiri dalam pengembangan sektor pertanian dengan dukungan teknis dan material dari pemerintah dapat mengurangi kesenjangan pendapatan antara desa dan kota serta mencegah urbanisasi tenaga produktif.

Kelima, Desentralisasi Agribisnis. Mengarahkan agribisnis berbasis kerakyatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mempercepat keterkaitan pembangunan antara desa dan kota.

Pengembangan agribisnis yang berkelanjutan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat hubungan antara kedua wilayah.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan simbiosis mutualisme antara desa dan kota dapat terwujud secara optimal, sehingga kedua pihak dapat saling mendukung dalam mencapai kesejahteraan ekonomi yang lebih baik.

Kesimpulan

Pengembangan agribisnis memiliki peran penting dalam meningkatkan kemandirian petani serta mengurangi kesenjangan pendapatan antara masyarakat desa dan kota.

Dengan menerapkan strategi yang tepat, diharapkan tercipta kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.

Baca Juga:  ‎Banyak Anggota DPRD Jateng Baru, Diharapkan Bisa Bawa Dampak Baik Bagi Masyarakat

Dinamika pembangunan wilayah perdesaan harus terus berkembang, mengingat bahwa wilayah ini merupakan basis kegiatan pertanian.

Potensi yang ada perlu dikembangkan dengan memperhatikan keterkaitan erat dengan wilayah di sekitarnya (hinterland).

Sebagai salah satu gerakan dalam pembangunan, pengembangan agribisnis diharapkan dapat menjadi pendorong dalam menciptakan platform daya saing daerah.

Hal ini akan berimplikasi pada peningkatan investasi serta pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan demikian, langkah-langkah strategis dalam pengembangan agribisnis tidak hanya akan berkontribusi signifikan terhadap pengentasan kemiskinan, tetapi juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Melalui upaya ini, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat dalam sektor pertanian dan agribisnis.

Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, M.T.
Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Fakultas Teknik Unissula Semarang.

Sekretaris I Bidang Penataan Kota, Pemberdayaan Masyarakat Urban, Pengembangan Potensi Daerah, dan Pemanfaatan SDA, ICMI Orwil Jawa Tengah.
Sekretaris Umum Satupena Jawa Tengah.***

Oleh: Mohammad Agung Ridlo