Hari Jamu Nasional, Sido Muncul Ajak 100 Pedagang Jamu ke Pabrik dengan Teknologi Modern di Semarang
SEMARANG (Harianterkini.id) – PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk sambut Hari Jamu Nasional dengan menggelar kegiatan yang bertajuk “Ayo Minum Jamu”, kegiatan ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya konsumsi jamu, dalam menjaga kesehatan serta mendukung budaya minum jamu.
Di tengah kemajuan teknologi dan gaya hidup modern, tradisi minum jamu tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita sebagai bangsa Indonesia.
Jamu bukan hanya sekadar minuman herbal, tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal dan pengetahuan turun temurun yang bernilai tinggi.
Aksi menyentuh dilakukan Sido Muncul, dengan mengundang 100 pedagang jamu dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Solo, dan Jogja, untuk diajak berkeliling pabrik untuk melihat proses produksi produk-produk Sido Muncul yang telah menggunakan teknologi modern.
Setelah berkeliling melihat proses produksi, dilanjutkan dengan minum jamu bersama di kawasan Agrowisata Sido Muncul, perwakilan Balai Besar POM Semarang dan Direktur Eksekutif DPD GP Jamu Jateng Ivana Suprana, dan Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Selain itu, para pedagang jamu ini diberikan penyuluhan dan edukasi mengenai cara memproduksi jamu yang aman dan bebas dari bahan kimia dari Balai Besar POM Semarang.
Kehadiran jamu gendong di setiap daerah di Indonesia memiliki resep khasnya sendiri, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal.
Hal ini menjadikan jamu gendong bukan hanya sebagai produk kesehatan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya dan kearifan lokal yang patut dilestarikan.
Kontribusi positif dari Sido Muncul membawa Jamu Gendong dari pasar domestik maupun internasional, menjadi bukti bahwa inovasi yang dilakukan oleh Sido Muncul mampu menciptakan nilai tambah yang signifikan dalam industri jamu tradisional.
“Adanya peringatan Hari Jamu Nasional menandakan budaya minum jamu telah menjadi gaya hidup sehat karena masyarakat tahu akan khasiat dan manfaatnya bagi kesehatan. Selain itu sebagai penanda bahwa jamu bisa mendunia dan merupakan warisan budaya asli Indonesia,” ujar Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat.
Direktur Eksekutif GP Jamu Jateng Stefanus Handoyo mengajak masyarakat untuk minum jamu, sekaligus dikembangkan, agar jamu dapat Jamu sebagai salah satu komoditi yang berasal dari alam perlu dilestarikan. Usaha jamu perlu dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Sehingga jamu menjadi penggerak tumbuhnya ekonomi di Indonesia.
Irwan Hidayat jug, berharap melalui produknya dapat mengajak generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu dan mengangkat kembali eksistensi jamu di Indonesia yang mulai pudara
“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan jamu yang dikemas dalam bentuk modern agar lebih praktis untuk dikonsumsi, sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu, serta menjadi alternatif bagi masyarakat yang kurang menyukai aroma jamu yang terkesan pahit,” tambah Irwan.
Sido Muncul sendiri telah memiliki varian produk yang dikemas secara modern dalam bentuk Soft Capsule yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair, seperti produk Tolak Angin yang awalnya dalam bentuk serbuk, kemudian dikemas dalam bentuk sachet (cair) kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk Soft Capsule. Ada juga varian jamu siap minum (Ready to Drink) yang dikemas dalam botol seperti Jamu Lifestyle.
Jamu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Tradisi minum jamu di Nusantara diyakini telah ada sejak abad ke-8, dibuktikan dengan relief di Candi Borobudur dan beberapa manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Chentini.
Berkat manfaatnya yang baik untuk kesehatan, makna yang tersimpan, dan upaya bangsa Indonesia dalam melestarikan jamu, UNESCO resmi memasukkan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada akhir tahun 2023. Jamu menjadi WBTb Indonesia ke-13 yang berhasil dienkripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.