PKKMB Univet Bantara Sukoharjo, Pendiri Josant And Friend’s Law Firm Ajak Mahasiswa Baru Menjadi Agen Perubahan Bangsa

SEMARANG (Harianterkini.id) – Mahasiswa saat ini diwajibkan memiliki kemampuan berpikir kritis sebagai bekal dalam membangun sumber daya manusia unggul yang berdaya saing di masa depan. Mahasiswa, sebagai salah satu elemen penting masyarakat, memainkan peran besar dalam pembangunan dan kemajuan bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh pendiri Josant And Friend’s Law Firm, Dr (Hc). Joko Susanto, S.Pd., S.H., M.H., dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, pada Selasa (1/10/2024).

Acara ini dihadiri oleh 979 mahasiswa baru dari berbagai daerah di Indonesia, dengan beragam latar belakang disiplin ilmu, yang berlangsung di auditorium Univet Bantara. Bung Joko, sapaan akrabnya, menyampaikan materi pertama dengan tema “Berpikir Kritis Bangkitkan Semangat Generasi Perubahan.” Ia juga menjadi pemantik dalam debat dengan tiga topik bahasan: UKT elit dan fasilitas, pendidikan kerakyatan, serta komersialisasi dan liberalisasi pendidikan. Bung Joko didampingi oleh Rinanda Asrian Ilmanta dan Erik Hardoko dari Balai Mediasi Hukum Indonesia (Badikum).

Baca Juga:  Konsisten Kembangkan Ekonomi Masyarakat, PLN Salurkan Bantuan Pengolah Limbah dan Kompos di Jepara

“Mahasiswa adalah agen perubahan, kekuatan moral, dan perangkat keras suatu bangsa. Mereka tidak boleh lepas dari hubungan dialektis dengan struktur sosial dan politik,” ujar Bung Joko.

Sebagai Direktur Dewan Pendiri Nasional Lembaga Bantuan Hukum Rumah Pejuang Keadilan Indonesia (DPN LBH Rupadi), Bung Joko menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai kaum intelektual dalam memimpin perubahan sosial. Ia menyebutkan bahwa berpikir kritis dan keberanian untuk bertanya harus terus ditanamkan pada diri mahasiswa.

Baca Juga:  Ikafite Universitas Sanata Dharma Gelar Sarasehan untuk Mengenang 25 Tahun Wafatnya Romo Mangun

“Kreativitas yang muncul dari diri mahasiswa tidak boleh dibatasi. Dosen juga perlu fleksibel, misalnya menerima alternatif seperti video sebagai pengganti makalah,” tambahnya.

Bung Joko juga memberikan tips untuk membangkitkan pemikiran kritis, seperti menghidupkan dialektika, berpikir di luar kebiasaan, dan memupuk gairah untuk perubahan yang lebih baik. Ia juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk banyak membaca, menulis, dan berpartisipasi dalam diskusi.

Presiden BEM Univet Bantara, Muhammad Ariq Budianto, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan mahasiswa yang mampu berpikir kritis dalam memperjuangkan kepentingan bangsa. Dengan begitu, mahasiswa akan siap menganalisis persoalan dan menyampaikan pendapat di depan umum.

Baca Juga:  Halalbihalal Andalan 88 Jateng-DIY, Nana Sudjana: Pengawalan & Pengamanan Jateng Cukup Baik

Salah satu mahasiswa baru, Wisnu Bagaskara, mengaku bahwa agenda ini sangat bermanfaat baginya, khususnya dalam mewujudkan kompetensi di era revolusi industri 4.0. Wisnu berharap kegiatan ini akan membantunya dalam meningkatkan kesadaran berbangsa dan cinta tanah air.

“Kami bisa memahami lingkungan baru, sistem pembelajaran, dan memperkuat ikatan persahabatan dengan sesama mahasiswa baru, dosen, serta tenaga kependidikan. Acara ini sangat menyenangkan, terutama dengan kehadiran Bung Joko dari Semarang,” ungkap Wisnu.

About Author