GITET 500 kV Ampel New / Boyolali Beroperasi, Direktur PLN Pastikan Sistem Kelistrikan di Jawa Semakin Kuat
BOYOLALI (Harianterkini.id) – Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero), Wiluyo Kusdwiharto melaksanakan kunjungan kerja langsung ke Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 500 kilo Volt (kV) Ampel New / Boyolali.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk memastikan langsung pengoperasian GITET tersebut yang akan memperkokoh sistem kelistrikan di pulau Jawa.
Wiluyo mengatakan bahwa GITET 500 kV Ampel New / Boyolali akan menjadi salah satu penopang sistem kelistrikan di Pulau Jawa. Posisinya yang berada di tengah Pulau Jawa akan meng-interkoneksi sistem kelistrikan di Utara dan Selatan Pulau Jawa.
Lebih lanjut, dirinya memastikan GITET 500 kV Ampel New / Boyolali akan beroperasi secara aman karena telah berhasil memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) pada 8 Oktober 2024.
“Dengan beroperasinya GITET 500 kV Ampel New / Boyolali ini, sistem kelistrikan di Jawa ini akan jauh lebih kuat. Sistem kelistrikan di Utara dan Selatan Jawa akan saling terkoneksi sehingga bisa meminimalisir terjadinya gangguan,” kata Wiluyo.
Wiluyo lanjut menambahkan saat ini PLN juga terus berupaya menyelesaikan proyek-proyek lainnya di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan keandalan sistem kelistrikan.
Apalagi, saat ini katanya, komitmen PLN dan Pemerintah dalam mendukung transisi energi juga harus dibarengi dengan sistem kelistrikan yang andal agar listrik yang dikonsumsi oleh pelanggan adalah listrik yang berkualitas.
“Satu-satu kita selesaikan pekerjaan-pekerjaan serta proyek-proyek yang bertujuan menguatkan sistem kelistrikan di Indonesia ini. Komitmen kita dalam mendukung transisi energi harus kita wujudkan melalui penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang kuat dan andal,” tambah Wiluyo.
Executive Vice President Konstruksi Jawa, Madura, Bali, Maluku, Papua Dan Nusa Tenggara, Ratnasari Sjamsuddin menyebut bahwa saat ini pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Pulau Jawa memang masih tergolong massif.
Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan kebutuhan listrik di Pulau Jawa yang terus meningkat.
“Alhamdulillah GITET Ampel kini sudah selesai sehingga jalur selatan dan jalur utara sudah terhubung sehingga perkuatan untuk evakuasi daya dari pembangkit kita yang berkapasitas besar yang ada di utara Jawa itu Insya Allah bisa terevakuasi dengan baik,” kata Ratna.
Sementara itu di waktu yang sama, PLH General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah juga mengucapkan apresiasinya atas keberhasilan penyelesaian GITET 500 kV Ampel New / Boyolali Diameter 3 dan 4.
Dirinya menyebut tanpa dukungan dari stakeholder di level pemerintah, swasta, PLN Group hingga masyarakat, proyek ini mustahil untuk selesai. Kunto menambahkan untuk proyek GITET 500 kV Ampel New / Boyolali ini masih menyisakan penyelesaian Diameter 1 dan 2 yang ditargetkan dapat rampung pada awal tahun 2025.
“Apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh pejuang kelistrikan yang telah berjuang keras menuntaskan GITET 500 kV serta Gardu Induk 150 kV Ampel New / Boyolali. Banyak tantangan yang kita hadapi, namun sinergi dan kolaborasi yang telah berjalan memampukan kita untuk menuntaskan proyek ini,” tutur Kunto.
Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah 4 (UPP JBT 4), Ainanto Nindyo lanjut menjelaskan Gardu induk ini sendiri didukung oleh dua trafo IBT yang masing-masing berkapasitas 500 Mega Volt Ampere (MVA) serta satu trafo berkapasitas 60 MVA di sistem 150 kV sehingga secara keseluruhan Gardu Induk ini memiliki kapasitas 1.060 MVA.
Ainanto menambahkan kehadiran GITET 500 kV Ampel New / Boyolali akan mengurangi pembebanan pada Subsistem Ungaran, Pedan dan Tanjung Jati.
“Alhamdulillah kita berhasil memperoleh SLO untuk GITET 500 kV Ampel dan SUTET 500 kV Ampel New / Boyolali Incomer arah Pedan Sirkit 1 dan SUTET 500 kV Ampel New / Boyolali Incomer arah Ungaran Sirkit 1, dengan begitu maka GITET dan SUTET-nya telah resmi layak beroperasi dengan aman. Selain itu, kehadiran GITET 500 kV Ampel ini juga akan mengurangi beban di beberapa Subsistem kita seperti Subsistem Ungaran, Pedan dan Tanjung Jati,” jelas Ainanto.
Saat ini bagian GITET 500 kV Ampel New / Boyolali yang telah berhasil di-energize adalah diameter 3 arah GITET 500 kV Ungaran dan diameter 4 arah GITET 500 kV Pedan. Gardu induk ini sendiri didukung oleh dua trafo IBT yang masing-masing berkapasitas 500 Mega Volt Ampere (MVA) sehingga secara keseluruhan Gardu Induk ini memiliki kapasitas 1.000 MVA, serta 2 line bay SUTET 500 kV arah Boyolali – Ungaran dan Boyolali – Pedan.
Pembangunan GITET 500 kV Ampel New / Boyolali dan juga GI 150 kV Ampel New / Boyolali beserta dengan transmisinya ini juga telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat dengan berhasil membuka lapangan pekerjaan baru.
Terbukti, setidaknya lebih dari 470 tenaga kerja lokal berhasil terserap dalam proyek ini.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) juga mengunjungi proyek pembangunan gedung Disaster Recovery Center (DRC) yang berlokasi di Gedanganak, Ungaran-Semarang.
Pembangunan proyek tersebut di supervisi oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat, Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Barat 2.
DRC berfungsi sebagai pusat kendali yang memastikan pemulihan sistem listrik secara cepat dan efisien setelah terjadi gangguan atau bencana. DRC mengoordinasikan komunikasi antara operator jaringan listrik, tim teknis, dan pihak eksternal seperti penyedia energi serta pemerintah untuk memulihkan aliran listrik.
Selain itu, DRC juga memantau status infrastruktur kelistrikan, mengelola distribusi daya darurat, serta memastikan keselamatan dan stabilitas sistem selama pemulihan, guna meminimalkan dampak gangguan pada masyarakat dan sektor industri yang bergantung pada pasokan listrik.