Kemenkes Antisipasi Kasus Rabies di Enam Provinsi

JAKARTA (Harianterkini.id) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengantisipasi kasus rabies di enam provinsi. Enam provinsi itu antara lain, Bali, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Kalimantan Barat.

“Itu daerah-daerah yang cukup tinggi kematian di sana. Itu daerah-daerah yang menjadi fokus kita dalam waktu dekat ini,” jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Imran Pambudi, Sabtu (3/6/23).

Upaya antisipasi telah dilakukan sejak lama di enam provinsi tersebut. Hal itu karena jumlah kematian akibat rabies yang cukup tinggi.

Baca Juga:  Kasus Korupsi BAKTI Kominfo, Kejagung Kembali Periksa 5 Orang Saksi

“Di NTT itu ada satu yang meninggal, Sulsel ada tiga, Kalbar ada dua, dan Sumatra Barat ada dua. Jadi ini yang harus kita waspadai,” tambahnya, dikutip dari rri.co.id.

Dalam kesempatan ini, Imran menyampaikan penyebab kasus kematian karena warga terlambat datang ke fasilitas kesehatan. “Misalkan baru dua bulan baru ke fasilitas kesehatan,” kata Imran.

Imran menyebutkan, dua kabupaten di NTT ditetapkan sebagai daerah Kasus Luar Biasa (KLB) rabies. Yaitu Sikka di Pulau Flores dan Timor Tengah Selatan di Pulau Timor.

Baca Juga:  Kasus Narkoba, Teddy Minahasa Divonis Seumur Hidup

“Khusus untuk NTT terdapat dua kabupaten yang ditetapkan sebagai KLB rabies. Penetapan status KLB rabies dilakukan oleh dua kepala daerah setempat,” ungkapnya.

Provinsi bebas rabies yakni, Kepri, Babel, DKI Jakarta, Jateng, Yogyakarta, Jatim, dan seluruh provinsi di Papua.

“Semoga tidak ada rabies di provinsi tersebut,” ucapnya.

Di sisi lain, ia menyarankan masyarakat untuk mengetahui tanda-tanda anjing yang terkena rabies. Antara lain, hewan anjing itu berubah menjadi ganas dan tidak menurut pada pemilikinya.

“Jadi anjing yang biasanya nurut dan dibelai dia mau. Tiba-tiba ganas dan menyerang pemiliknya, itu hati-hati,” tuturnya

Baca Juga:  Isu Dampingi Prabowo Nyapres, Gibran: Saya Belum Cukup Umur

Tanda yang kedua, menurutnya, kalau anjing itu kesulitan menelan dan mulutnya terbuka, dan terus mengeluarkan air liur. “Dia tidak bisa menutup mulutnya, karena ototnya kaku,” kata Imran.

Kemudian, anjing rabies tidak suka cahaya matahari, dan sering berada di wilayah gelap seperti kolong kendaraan dan di bawah lemari. “Pokoknya dia enggak suka matahari dan biasanya ekor anjing melengkung ke bawah dan tidak ke atas,” tutupnya.

Bagikan: