Dorong Literasi Gizi, Siti Atikoh: Kita Harus Jadi Konsumen Cerdas
YOGYAKARTA (Harianterkini.id) – Istri bakal calon presiden 2024 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh mendorong agar literasi tentang gizi diperbanyak. Menurutnya, dengan peningkatan literasi tentang gizi, masyarakat bisa menjadi konsumen yang cerdas.
Atikoh mengatakan literasi tentang gizi mesti diperbanyak agar masyarakat semakin teredukasi. Terutama dengan diksi yang gampang dipahami masyarakat.
“Kita harus benar-benar paham bagaimana bisa menjadi konsumen dan masyarakat yang cerdas. Karena memilih gizi itu juga dibutuhkan kecerdasan,” kata Atikoh usai hadir di Launching dan Bedah Buku berjudul Narasi Nutrisi dan Kesehatan di Zaman Pasca-Kebenaran, di Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Selasa (10/10/2023).
Atikoh mengatakan, di era pasca-kebenaran ini hoaks tak hanya muncul pada isu politik dan agama saja. Masyarakat justru banyak yang terkena hoaks tentang gizi.
“Ini bagus sekali untuk literasi gizi kepada masyarakat karena isinya sangat kompleks dan lengkap,” kata Atikoh usai membedah buku.
Ibu satu anak itu mengatakan, literasi tentang gizi penting bagi masyarakat Indonesia. Sebab dengan literasi cukup, maka bisa memilah informasi yang diterima apakah sumbernya kredibel atau tidak.
“Bagaimana kita harus tahu apa sumbernya itu bisa dipercaya atau tidak, kroscek dan sebagainya,” ucapnya.
Mantan Ketua TP PKK dua periode itu juga mendorong lebih banyak literasi yang muncul dengan membahas tentang stunting. Terutama tentang mengetahui gizi dan kandungan dari produk makanan yang dikonsumsi. Sehingga tidak mudah termakan oleh isu yang kurang bertanggung jawab.
Atikoh menuturkan, literasi tentang gizi mesti diperbanyak agar masyarakat makin teredukasi. Tentunya dengan diksi sederhana yang mudah dipahami, seperti pada buku yang ditulis Sunardi tersebut.
Sementara itu, sang penulis Sunardi Siswodiharjo mengatakan buku ini ditulis dengan tangan dapat memicu para intelek lain khususnya di bidang pangan terpacu untuk menulis.
“Tulisan yang basisnya ilmiah tapi populer, yang bisa dipahami dari orang awam sekali seperti ibu rumah tangga sampai yang pendidikan tinggi,” ujarnya.
Selain itu, Ia juga berharap masyarakat dapat teredukasi tentang kesehatan di era media sosial. Di mana seluruh informasi dapat diakses dengan mudah dan seringkali sumbernya tak bisa dipertanggungjawabkan.
“Sehingga pada akhirnya masyarakat lebih tercerahkan, lebih rasional, tidak gampang panik untuk memutuskan apa yang akan dia baca dan apa yang akan dia makan,” tandasnya.