Perkumpulan Penulis Indonesia Kabupaten Temanggung Usulkan KH. Subchi Sebagai Pahlawan Nasional

TEMANGGUNG, (Harianterkini.id) – Perkumpulan Penulis Indonesia (Satupena) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengusulkan agar KH. Subchi (Alm) diangkat menjadi pahlawan nasional. Usulan tersebut, berdasarkan catatan sejarah perjuangan bangsa di masa perang kemerdekaan (1947-1949), jasa KH. Subchi terhadap NKRI sangat besar.
Ia telah menyepuh ribuan bambu runcing dan senjata para pejuang dari seluruh penjuru Tanah Air, yang akan maju ke medan pertempuran.
Usulan tersebut dikemukakan oleh Ketua Satupena Kabupaten Temanggung Wiwik Hartati ketika melakukan pada kesempatan audiensi dengan pimpinan DPRD setempat, Jumat, 21 Februari 2025.
Delegasi Satupena memohon dengan hormat kepada DPRD dan Pemkab Temanggung meneruskan usulan tersebut ke Pemerintah pusat di Jakarta.
Pengarah Satupena Temanggung Roso Titi Sarkoro juga mendesak DPRD dan Pemkab Temanggung agar menata Kota Parakan sebagai kota cagar budaya dengan mempertahankan bangunan etnik yang masih sesuai dengan arsitektur aslinya.
Diusulkan juga bangunan stasiun Parakan sebagai saksi bisu sejarah perjuangan bangsa, agar dipertahan sebagai salah satu cagar budaya, sekaligus dijadikan museum Bambu Runcing.
“Parakan agar dijadikan kota wisata budaya, untuk menambah destinasi wisata di Kabupaten Temanggung,” kata Roso selaku penggagas dan konseptor usulan tersebut.
Menurut catatan dari berbagai sumber yang dihimpun Satupena Temanggung, Roso menyebut bahwa KH. Subchi di masa perang kemerdekaan adalah Ketua Barisan Muslim Temanggung (BMT) yang beranggotakan tujuh kyai.
BMT sendiri bermarkas di Masjid Kauman Parakan. Peranan BMT adalah memberikan doa piandel (menyepuh) senjata dan bambu runcing para pejuang kemerdekaan yang akan maju ke medan pertempuran.
“Konon kabarnya Panglima Besar Jenderal Soedirman, sebelum menyerbu ke Pertempuran Palagan Ambarawa, juga menyempatkan singgah ke Parakan sowan Mbah KH. Subchi,” jelasnya.
Kepada DPRD Temanggung, Roso mengaku tidak pernah lelah mengusulkan agar Temanggung, memiliki Taman Budaya. Sementara keberadaan Gedung Pemuda dan Sasana Budaya Bumiphala tidak sesuai dengan harapan seniman dan budayawan.
Dikatakannya lingkungan sekitar Gedung Sasana Budaya Bumi Phala Temanggung juga tercemar bau tak sedap yang berasal dari sejumlah armada pembuangan sampah.
“Mohon untuk DPRD mengecek ke lokasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait, mencari solusinya untuk mengatasi pencemaran udara tersebut,” ungkapnya.
Kedatangan delegasi Satupena Temanggung ke DPRD setempat itu ditemui oleh Ketua Komisi D Riyadi, Sekretaris Badrun Mustofa dan beberapa anggota. Ketua DPRD Yunianto dan para wakilnya tak ikut menemui para penulis tersebut.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Temanggung Riyadi dan jajarannya menyatakan sangat mengapresiasi keberadaan Perkumpulan Penulis Satupena untuk menjadi motor penggerak literasi di wilayahnya.
Tentang usulan, kritik, dan masukan Satupena Temanggung akan diteruskan kepada Ketua DPRD setempat untuk menjadi bahan pembahasan selanjutnya.
Ditemui secara terpisah Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie menyatakan dukungannya kepada Satupena Temanggung atas usulan agar KH. Subchi ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Tentu saja untuk hal tersebut dibutuhkan kajian, standar, dan prosedur tertentu.
Pengangkatan seseorang menjadi pahlawan nasional memiliki syarat dan kriteria tertentu.
“Masyarakat bisa mengajukan usulan calon pahlawan nasional yang bersangkutan kepada bupati setempat. Bupati lalu mengajukan usulan calon pahlawan nasional yang bersangkutan kepada gubernur, melalui instansi sosial provinsi,” ujarnya.*** (bgy)