Tim PkM USM Sharing Pengetahuan dan Kenalkan PRH Kepada Warga Banyubiru Kabupaten Semarang

InShot_20251117_220711981
Bagikan:

UNGARAN, (Harianterkini.id) – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dosen dan Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Semarang (USM) melakukan sharing knowledge kepada warga Desa Banyubiru, Kabupaten Semarang dan implementasi pipa resapan horisontal (PRH), di Kantor Kelurahan Banyubiru, baru-baru ini.

Tim PkM USM terdiri atas lr. Lindawati, S.T., M.T. (ketua), Fitria Maya Lestari, S.T., M.T. (anggota), Ir. Etika Herdiarti, S.T., M.T. (anggota), Yonikha Rivani, S.T., M.T. (anggota) dan Dr. Ir. Edy Susilo, M.T sebagai pemilik paten PRH.

Mereka dibantu dua mahasiswa prodi teknik sipil, Sabda Adzin Firmansyah dan Nur Rezky Z. A.

Dalam pelaksanaannya, tim USM melakukan kolaborasi dengan Kepala Desa Banyubiru, Sri Anggoro sebagai mitra pengabdian masyarakat.

Baca Juga:  Dokter Inspiratif, Lo Siaw Ging Meninggal Dunia

Lindawati mengatakan, pemahaman masyarakat mengenai kelestarian air tanah merupakan fondasi utama dalam upaya mitigasi bencana dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Air tanah adalah sumber daya vital yang menjamin ketersediaan air bersih saat musim kemarau dan berfungsi sebagai penyeimbang hidrologi.

Dia mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang siklus hidrologi dan peran strategis konservasi air.

Manfaat utama kegiatan ini adalah memberdayakan masyarakat agar memiliki kemampuan teknis untuk mengelola lingkungannya sendiri.

Dia menambahkan, salah satu inovasi yang diperkenalkan dalam kegiatan PkM itu adalah teknologi Pipa Resapan Horisontal (PRH).

PRH adalah sistem resapan air hujan yang dirancang untuk memperluas area peresapan secara horizontal di bawah permukaan tanah.

Baca Juga:  Tersangka Mafia Tanah Bedono Demak Dilimpahkan ke Kejaksaan, Diduga Korban Masih Bisa Bertambah

Berbeda dengan sumur resapan, PRH bekerja efektif pada lapisan tanah yang dangkal, yang seringkali padat dan kurang permeabel.

Di Dusun Demakan, katanya, PRH sangat relevan karena kondisi tanahnya yang rentan genangan.

Pemasangan PRH bertujuan untuk mengalirkan air permukaan secara cepat ke dalam tanah, mencegah air tergenang di pekarangan dan jalan.

Air yang meresap ini kemudian mengisi ulang akuifer dangkal, meningkatkan muka air tanah di lingkungan sekitar.

Urutan pemasangan PRH dimulai dengan penggalian parit dengan kedalaman dan kemiringan tertentu sesuai kondisi lahan.

Menurutnya, Pipa Resapan Horisontal (PRH) menawarkan keunggulan signifikan dibandingkan solusi konservasi air tanah konvensional seperti Sumur Resapan dan Biopori.

Secara daya resap, PRH mampu meresapkan air dalam volume besar melalui luas permukaan kontak yang jauh lebih besar secara horizontal.

Baca Juga:  Hevearita Gunaryanti Rahayu Turut Sumbang Sapi Kurban di DPC PDI Perjuangan

Sumur Resapan memiliki keterbatasan karena hanya berfokus pada satu titik vertikal, sehingga seringkali membutuhkan lahan yang lebih luas untuk dampak yang sama.

Dalam hal pemeliharaan, PRH lebih mudah perawatannya karena desainnya meminimalkan risiko penyumbatan di bagian dalam.

Dari sisi biaya konstruksi, PRH dapat menjadi opsi yang lebih hemat biaya dibandingkan pembangunan Sumur Resapan beton bertulang yang membutuhkan galian dalam.

Kecepatan pemasangan PRH juga relatif lebih cepat, memungkinkan implementasi skala besar dalam waktu singkat di Dusun Demakan.

Dari sudut pandang akademisi, kegiatan PkM pemasangan Pipa Resapan Horisontal ini diharapkan menjadi model keberhasilan intervensi teknologi sederhana.***(bgy)