Tak Ada Lomba, Ratusan Peserta Tari Tradisional Piala Gubernur Jateng Kecewa Dengan Panitia Dan Minta Ganti Rugi

InShot_20241223_012552419
Bagikan:

SEMARANG, (Harianterkini.id) – Ratusan peserta lomba tari tradisional tingkat Jawa Tengah (Jateng) protes dan kecewa, serta menuntut ganti rugi kepada panitia penyelenggara, yakni Semarang Economy Creative (SEC), terkait acara yang tidak jadi dilaksanakan di Taman Indonesia Kaya Semarang, belum lama ini.

Selain penari, pemilik sanggar dan orang tua peserta pun ikut meluapkan kekecewaannya kepada panitia penyelenggara.

Pasalnya panitia lomba tari tradisional tingkat Jawa Tengah, Semarang Economy Creative (SEC), sudah menyebar informasi lomba melalui brosur yang isinya sebagai berikut,

Dalam rangka memperingati Semarak Hari Ibu 2024, SEC menggelar lomba Tari Tradisional Tingkat Jawa Tengah, pada tanggal, 20 Desember 2024, pada pukul 09.00 WIB, di Taman Indonesia Kaya, Depan SMA Negeri 1 Semarang. Lomba tari tradisional merebutkan Trophy atau Piala Gubernur Jawa Tengah, serta mendapat uang pembinaan dan sertifikat.

Dengan informasi yang sudah tersebar tersebut, lantas banyak sanggar tari dan masyarakat umum di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang ini tertarik karena lomba memperebutkan piala Gubernur Jawa Tengah. Akhirnya banyak yang ikut mendaftar.

Baca Juga:  Jokowi Luncurkan Inisiatif Bantuan Kemanusiaan Rp31,9 Miliar untuk Palestina

“Panitia itu sudah nyebar brosur mas, kita ikut, nah kami tertarik karena lomba memperebutkan piala gubernur, nah singkat cerita, kami sudah bayar uang pendaftaran dan mendekati hari H pelaksanaan, awalnya itu lombanya pukul 13.00 WIB, tapi kok tiba-tiba ada perubahan jadwal, di majuin jadi jam 08.00 WIB, ya sudah kalau gitu,” kata Neni salah satu orang tua peserta lomba tari tradisional dihadapan wartawan, Jum’at 20 Desember 2024.

Neni menjelaskan bahwa, dirinya dan ratusan peserta protes dan kecewa, lantaran pelaksanaan lomba tari tradisional tingkat Jawa Tengah yang tidak ada kejelasan dari pihak penyelenggara.

“Nah setelah hari H, kami datang, di sini memang sudah ramai para peserta lomba tari, tapi kok di Taman Indonesia Kaya, tidak ada apa-apa, sound juga tidak ada, trus property atau perlengkapan-perlengkapan yang menandakan ada lomba tari itu tidak ada,” lanjut dia menjelaskan dihadapan awak media yang meliput kejadian tersebut.

Berdasarkan rundown acara, lomba tari akan dimulai pada Jumat pagi pukul 08.00 WIB, di Taman Indonesia Kaya Kota Semarang. Namun, sampai pukul 16.00 WIB tidak ada keterangan lebih lanjut terkait lomba tari tradisional tersebut.

Baca Juga:  Momen Libur Akhir Tahun, Tren Konsumsi BBM Melonjak di Tanggal 23 Desember 2023

“Kami datang jam 08.00 WIB, ada yang datang lebih awal jam 7 pagi, tapi kok sampai dengan pukul 08.30 WIB belum ada tanda-tanda lomba dimulai, lantas kami langsung cek dan datangi Kantor Gubernur, dan ternyata setelah di konfirmasi tidak ada lomba tari perebutan Piala Gubernur,” ujarnya.

“Mendengar dan mengetahui bahwa tidak ada lomba tari piala Gubernur Jateng, akhirnya kami kembali ke Taman Indonesia Kaya dan bersama-sama menemui panitia lomba, karena tidak ada jawaban yang jelas terkait lomba tari hingga pukul 09.00 WIB, akhirnya kami semua kecewa dan sangat marah, kami menuntut pertanggung jawaban dari panitia dan minta ganti rugi, yang pertama tidak ada piala Gubernur, yang kedua ternyata tidak ada lomba, lomba nya batal,” pungkasnya.

Diketahui bahwa, para peserta lomba rata-rata didominasi oleh penari cilik dari sanggar dan umum. Para peserta berjumlah kurang lebih ada 35 kelompok atau tim tari, masing-masing kelompok tari berjumlah tiga sampai sembilan orang penari bahkan lebih, sehingga total peserta ada ratusan orang penari dari sanggar, maupun umum. Para peserta merasa dirugikan jika pelaksanaan lomba ini akhirnya batal.

Baca Juga:  Kantor Kelurahan Kudu Direhab, Bukti Pemerataan Peningkatan Pelayanan Pemkot Semarang

“Kasihan lho mas, satu kelompok itu ya minim ada tiga sampai 5 orang, maksimalnya ya ada yang 7 sampek bahkan 15 orang. Pendaftaran itu Rp100.000 untuk satu kelompok. Nah peserta bisa sampai ratusan lebih. intinya Kalau misalkan ini batal kita minta ganti rugi dari pihak panitia,” bebernya.

“Kasihan lho tadi juga sudah ada sebagian yang pulang, ada dari luar Kota Semarang juga, ada yang masih menunggu di sini sampai pukul 16.00 WIB. Kami ini kan sudah persiapan, make up, dandan, sewa kostume dan lain sebagainya, kok malah kayak gini, kami merasa ditipu. Mereka ini anak-anak lho yang sudah latihan, yang pengen tampil, kok malah dikecewakan,” ungkapnya.***