Rp200 Triliun per Tahun, Potensi Penghematan Biaya Konsumsi Rumah Tangga dari Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

KENDAL (Harianterkini.id) — Selain memberi manfaat asupan gizi seimbang yang dibutuhkan anak dan remaja dalam masa pertumbuhan, program makan siang Prabowo-Gibran ternyata mampu memberi potensi penghematan biaya konsumsi rumah tangga hingga Rp200 triliun per tahun.

Ketua Umum Aksi Sahabat Gibran (AksiBaGi) Dadi Krismatono menjelaskan manfaat ekonomi tersebut dalam acara Simulasi Penyajian Makanan Sehat, Bergizi, Terjangkau di Kendal, Jawa Tengah (18/01).

Dalam simulasi ini, AksiBaGi menggandeng pengusaha katering yang tergabung dalam Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), mulai dari tingkat pusat, provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Kendal.

Dadi memberi ilustrasi, jika selama ini orang tua atau rumah tangga harus menyediakan biaya makanan untuk tiga kali makan per orang, maka ada biaya satu kali makan peranak yang diserap negara melalui program makan siang gratis ini.

Baca Juga:  Tiga Hari Masa Liburan Nataru, 79 ribu Penumpang Tiba di Daop 4 Semarang

“Bersama chef dan pelaku usaha boga kami sudah menghitung bahwa dengan
Rp15.000 sampai Rp18.000, kita sudah bisa menyediakan makanan bergizi sesuai Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan,” papar Dadi.

Jika satu kali makan membutuhkan Rp15.000, lanjut Dadi, maka dalam 25 hari sekolah akan ada penghematan sebesar Rp375.000 per bulan.

Angka yang nampak sepele akan jadi fantastis jika diakumulasikan secara nasional pertahun. Dengan jumlah mulai dari SD hingga SMA dan SMK sebanyak 44,2 juta siswa, maka akumulasi penghematan dalam setahun mencapai Rp198,9 triliun.

“ Bisa kita hitung cepat, dengan mempertimbangkan beberapa faktor lain, agregat penghematan biaya rumah tangga bisa mencapai Rp200 triliun. Ini baru siswa sekolah formal, belum termasuk santri dan yang lainnya. Ini penggerak ekonomi baru,” jelas Dadi.

Baca Juga:  Waket DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono : Pengembangan Desa Wisata Banjarnegara Menyatu dengan Kearifan Lokal dan budaya tradisional

Gerakan yang Meluas

Dalam simulasi makan sehat di Kendal, Chef Fahrur Rosidi dari DPP PPJI menyajikan variasi karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayuran dan buah-buahan yang dapat dipadu padan untuk menyusun menu dalam satu pekan.

Selain itu, pria yang akrab dipanggil Chef Arul ini mendemonstrasikan menu “semur printil ayam” sebagai siasat agar anak-anak dan remaja mau makan sayur.

“Kita harus menghapus kesan bahwa makanan bergizi itu tidak lezat. Di acara ini kita tunjukkan itu bisa, dengan resep-resep yang inovatif menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah didapat,” ujar Fahrur.

Baca Juga:  Miliki Cita Rasa Manis, Kelengkeng Hawai Cocok di Kembangkan di Kota Semarang

Chef Arul melanjutkan, untuk menyiasati anak agar mau mengudap sayur, perlu sedikit kreativitas dengan memasukkan cincangan sayur ke dalam adonan protein.

“Karena rata-rata rasa sayuran hambar, maka penggunaan rempah dapat meningkatkan penerimaan lidah dan menjadikan lauk lebih terasa,” lanjut Fahrur.

“Program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini akan menjadi gerakan yang meluas dan melibatkan semua kalangan, mulai dari ibu-ibu orang tua murid, PKK, UMKM, pedagang pasar, hingga pelaku usaha lokal. Dampak ekonominya sangat besar,” ujar Budi Syahmenan, Wakil Sekjen II PPJI di acara yang sama.

Simulasi makan siang sehat AksiBaGi ini dilaksanakan di 20 titik di Jawa Tengah dan akan digulirkan oleh relawan AksiBaGi di seluruh Indonesia.

Bagikan: