BLDF Dorong Konservasi Mangrove Lewat Lokakarya di Pesisir Semarang
SEMARANG (Harianterkini.id) – Dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pelestarian lingkungan, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) mengadakan lokakarya sekaligus menyambut Hari Mangrove Sedunia, yang diselenggarakan di Kawasan Desa Mangkang, Mangunharjo, Kota Semarang Jawa Tengah, pada Rabu (24/7) pagi.
Diikuti lebih dari 60 peserta dari berbagai Universitas serta melibatkan dari jajaran pakar lingkungan, kegiatan ini sebagai implementasi nyata dari upaya pelestarian lingkungan sekitar.
Lokakarya ini bertujuan untuk mendiskusikan pentingnya konservasi ekosistem mangrove sebagai bentuk perlindungan terhadap pantai dari erosi dan dampak perubahan iklim.
Communications Director Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara mengatakan mangrove dengan peranannya yang vital berfungsi sebagai benteng alami yang melindungi garis pantai dari erosi, Keberadaannya juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat pesisir.
” Saya rasa ini adalah permasalahan hidup, sebab itu kita perlu untuk ikut serta mengembangkan pemanfaatan mangrove untuk lingkungan,” kata Mutiara.
Mutiara juga menambahkan bahwa akan terus berkomitmen dalam mendukung pelestarian mangrove seperti di wilayah pesisir Semarang sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
” Maka hari ini, semoga lokakarya budidaya mangrove untuk generasi muda, bisa membantu kita semua dalam menemukan generasi-generasi penerus baru yang senantiasa berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan. Sebab peran anak muda inilah yang nantinya bisa membantu mewujudkan komitmen pemerintah dalam upaya melaksanakan rehabilitasi mangrove di Indonesia,” Imbuh Mutiara.
Diketahui, kegiatan lokakarya ini dikemas dalam bentuk Kopi Darling (KOPDAR) dengan mengusung tema ‘Kenal Lebih Dekat Peran Mangrove dalam Menjaga Ekosistem Pesisir dan Laut’ yang menghadirkan tokoh pegiat mangrove yaitu Bapak Sururi yang sering dijuluki sebagai Profesor Mangrove oleh para akademisi karena kegigihannya untuk terus mengembangkan mangrove sebagai tanaman penyelamat bumi.
Penerima Kalpataru 2024 itu menekankan, pelestarian alam tidak hanya menjadi tanggung jawab individu, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda yang merupakan masa depan bangsa.
“Jika mangrove tidak dilestarikan, dampaknya bisa sangat parah, Ini adalah pemantik semangat bagi kita semua, terutama generasi muda, untuk lebih aktif dalam upaya pelestarian lingkungan,” ujar Sururi.
Disisi lain, Guru Besar Manajemen Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro,Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D, menyampaikan apresiasinya kepada BLDF atas partisipasinya menjaga dan memulihkan ekosistem yang rapuh seperti mangrove.
Menurutnya, pentingnya peran mangrove dalam ekosistem pesisir, seperti dalam menyerap karbon dan melindungi garis pantai dari erosi.
” Saya sebagai penekun lingkungan apa yang sudah dilakukan djarum bisa menjadi rujukan kepada banyak orang tentang mangrove untuk memberikan manfaat bagi banyak orang,” tandas Prof Sudharto.
Langkah ini menunjukkan bahwa upaya konservasi lingkungan tidak hanya tentang menanam pohon, tetapi juga melibatkan pemberdayaan masyarakat dan edukasi.
Dengan demikian, setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga dan memanfaatkan mangrove demi masa depan yang lebih baik. (btg)