Puluhan Warga Pekalongan Antusias Ikuti Lomba Kreasi Kuliner Khas Pekalongan Bersama Chef Muto

InShot_20241221_130156367
Bagikan:

PEKALONGAN, (Harianterkini.id) – Puluhan warga Kota Pekalongan dari empat kecamatan, yakni Pekalongan Utara, Barat, Selatan dan Timur, ikuti lomba ‘Kreasi Kuliner (Halal, Aman, Sehat) Khas Pekalongan Bersama Chef Muto’ di Lapangan Nusantara, Alun-Alun Masjid Agung, Kota Pekalongan, belum lama ini.

Kegiatan lomba Kreasi Kuliner Khas Pekalongan itu, digelar untuk memeriahkan event nasional Pekan Batik Nusantara 2024. Para peserta juga sebagian datang dari Tim PKK di masing-masing Kelurahan Se Pekalongan.

Panitia lomba Kreasi Kuliner Khas Pekalongan, Ega Saputra mengatakan bahwa, tujuan diadakannya kegiatan ini untuk menciptakan hilirisasi pangan.

Menurutnya, Hilirisasi merupakan upaya untuk mengolah bahan baku atau komoditas menjadi produk bernilai tambah tinggi.

“Alhasil, komoditas tidak lagi dijual sebatas bahan mentah, namun bisa menjadi produk setengah jadi ataupun produk jadi yang menghasilkan nilai tambah tinggi,” kata Ega.

“Mereka bisa menciptakan kreasi menu kuliner yang khas, kemudian ini juga bisa jadi modal utama untuk membuka peluang bisnis baru, apa lagi kita datangkan Chef Muto, dimana Chef Muto ini adalah chef yang profesional dan para peserta bisa belajar banyak dari beliau,” imbuhnya.

Diketahui bahwa, para peserta datang mewakili per kelurahan dari setiap kecamatan yang ada di Kota Pekalongan, diantaranya, yakni Kelurahan Krapyak (Kec. Pekalongan Utara), Kel. Kauman (Kec. Pekalongan Timur), Kelurahan Gamer (Kec. Pekalongan Timur), Kel. Panjang Wetan (Kec. Pekalongan Utara), Kelurahan Pringrejo (Kec. Pekalongan Barat).

Kemudian, Kelurahan Kuripan Kertoharjo (Kec. Pekalongan Selatan), Kel. Kuripan Yosorejo (Kecamatan Pekalongan Selatan), Kel. Kuripan Yosorejo (Kecamatan Pekalongan Selatan), Kelurahan Krapyak (Kec. Pekalongan Utara), dan Kelurahan Kandang Panjang (Kec. Pekalongan Utara).

Lomba kreasi kuliner khas Pekalongan diwajibkan menggunakan bahan dasar Ikan, karena, selain Batik, Pekalongan juga merupakan kota dengan khasnya, yaitu, ikan laut.

Pada kesempatan kegiatan itu, acara dihadiri oleh Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pekalongan (Candrawati) dan Kepala Cabang Bank Indonesia Tegal, yang di wakili oleh Kepala Unit (Liyana Cipto Wati).

Baca Juga:  Bawaslu Riau Gandeng Forkomawa, Ciptakan Pemilu yang Berkualitas

Sedangkan untuk dewan juri lomba kreasi kuliner khas Pekalongan ada tiga, yakni Beni Dari ICA (Indonesian Chef Association), Karsiti dari PKK Kota Pekalongan dan Chef Muto (Master Chef Kungfu).

Acara lomba kreasi kuliner khas Kota Pekalongan sendiri, di buka oleh Liyana Cipto Wati, perwakilan dari Bank Indonesia Cabang Tegal.

Chef Muto mengatakan, bahwa dirinya bangga bisa berada di tengah-tengah para peserta, menurutnya, kegiatan ini merupakan hal istimewa, selain bisa mengetahui kuliner khas Pekalongan, pihaknya juga bisa memberikan ilmu yang bermanfaat untuk warga Kota Pekalongan khususnya di bidang usaha makanan aman, sehat, halal dan khas.a

“Jadi saya sekarang lagi kunjungan sekaligus diminta untuk jadi juri dan perform di acara kreasi kuliner atau lomba kreasi kuliner halal, aman, sehat dan khas pekalongan. Saya jujur sangat bangga, karena masyarakat di sini, ibu-ibunya sangat antusias banget,” kata Chef Muto kepada wartawan Harianterkini.id, belum lama ini

“Selain itu, para peserta juga semangat dan bisa menciptakan menu-menu baru dari bahan lokal yang akan di jadikan menu mereka untuk produksi atau industri UMKM. Ada yang sudah jualan, inovasi jualan, dan mereka seneng banget karena, di sini ada dukungan dari Bank Indonesia Tegal,” imbuhnya.

Selain menjadi salah satu dewan juri, Chef Muto juga memberikan teknik dan cara memasak yang benar, serta pleting yang baik.

“Mereka juga senang karena kita kasih sedikit penyemangat. Tadi juga tambah lagi saya kasih tips-tips bagaimana packaging yang baik, bungkus yang baik, pleting yang baik dan rasa yang enak,” jelasnya.

Chef Muto berharap, tahun depan kegiatan ini lebih meriah lagi, dan ramai lagi pesertanya.

“Acaranya sudah oky banget, tapi mudah-mudahan tahun depan acaranya lebih ramai lagi, kalau bisa yang dari plosok-plosok juga ikut merapat semuanya dan ikut lombanya,” lanjut dia.

Chef Muto menilai, bahwa hasil yang diciptakan oleh para peserta sangat menarik dan unik, serta dapat menjadi peluang usaha dikemudian nanti.

Baca Juga:  SJI di Semarang, Amir Sebut Wartawan Harus Jadi Faktor Pembeda demi Keunggulan Berita

“Ya tadi saya lihat beberapa sudah ada yang pleting, tapi beberapa juga tidak tau, karena mereka taunya warna aja, pleting itu harus tau banget dari, misal kayak warna piringnya apa berarti masakannya warna apa, kemudian untuk percampuran bahan masakan juga tidak boleh sembarangan ketika bahan mentah di campur, misal wortel mentah buat pleting itu tidak boleh,” ungkapnya.

“Kemudian tadi ada kembang bawang, atau kalau orang sini bilang teropong, kan ada kembangnya, nah itu sebenernya tidak boleh buat pleting, kalau untuk taburan dalam bentuk matang itu tidak apa-apa,” pungkasnya.

Chef Muto juga menerangkan, bahwa penggunaan bahan lokal dari ikan, seperti, bandeng, mangut, dan berbagai macam jenis ikan, tentu memprosesnya juga tidak mudah.

“Menggunakan bahan ikan tentu harus teliti dan memprosesnya juga tidak mudah, tapi karena lomba ini pas lagi ngangkat bahan lokal dari ikan, jadi tadi saya lihat ada yang menggunakan ikan bandeng, mangut dan macem-macem, dan mereka sanggup, keren sih,” ujarnya.

Setelah lomba dinyatakan selesai, kemudian Chef Muto seperti biasa melakukan demo memasak dengan ciri khasnya, yakni dengan menggunakan jurus-jurus kungfunya untuk menghibur para peserta dan warga yang menyaksikan lomba.

“Untuk demo saya hari ini, membuat burger dari ikan tuna, menggunakan bawang merah pasta, kemudian bumbu-bumbu lokal, seperti bawang merah, bawang putih, tomat, bawang bombai juga, trus ikan tunai,” bebernya.

“Nah ikan tuna di sini boleh di mix dengan ikan yang lain, seperti ikan kakap boleh, ikan baronang, semuanya yang penting jangan ikan teri,” tandasnya.

“Tadi saya juga seperti biasa ajak mereka bermain game, dan aksi-aksi memasak sedikit kungfu yang menghibur,” kata dia.

Sementara itu, Liyana Cipto Wati dari Bank Indonesia Cabang Tegal, mengapresiasi kegiatan lomba kreasi kuliner khas Pekalongan.

Menurutnya, kegiatan ini sangat inovatif dan edukatif, apa lagi para peserta juga kedepan bisa membuka usaha dengan karya yang sudah di lombakan.

Baca Juga:  SAR Community Fokus pada Pasar Regional, Tolak Permintaan Rental ke IKN

“Iya kami dari kantor perwakilan Bank Indonesia Tegal, kebetulan juga suport kegiatan Pekan Batik Nusantara 2024 ini, khususnya yang lomba kuliner khas Pekalongan, ya kami sangat mengapresiasi kegiatan ini, karena lomba kreasi kuliner khas Pekalongan sangat bermanfaat bagi para peserta yang di dominasi oleh rata-rata perempuan, tentu bisa menjadi nilai tambah kedepan untuk menciptakan sebuah peluang usaha dengan kreatifitas ilmu memasak,” kata Liyana.

“Di sini kami berkontribusi dan bersinergi dengan pihak Pemkot Pekalongan untuk menggalakan hilirisasi pangan dan kita mendukung  GNPIP. Jadi kita mengenalkan Chef Muto untuk hilirisasi pangannya. Tadi kita juga bawa pasta bawang dan bawang goreng,” bebernya.

Liyana berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan perekonomian warga Pekalongan dengan menciptakan sebuah karya dari masakan yang dibuat.

“Jadi yang kami bawa tadi, itu sebenernya prodak UMKM binaan dari kantor perwakilan bank indonesia tegal, dengan garapan produk-produknya itu bisa dikenal oleh masyarakat luas,” jelasnya.

“Nanti kedepan kita bisa terbuka dengan prodak hilirisasi yang lain,  dengan UKM berdaya, kan nanti juga digital , bisa meningkatkan pendapatan kemudian bisa meningkatkan ekonomi kreatif yang ada di kota Pekalongan,” pungkasnya.

Terakhir, salah satu peserta lomba kreasi kuliner khas Pekalongan, Vivin dari Tim PKK Kelurahan Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur sangat senang, karena pihaknya mendapatkan juara satu dari hasil karya yang dibuat yakni, menu Ikan Tengiri Duri Landak.

“Alhamdulillah Bisa menang dan mendapatkan juara satu di lomba kreasi kuliner khas Pekalongan ini, tentu saya tidak menyangka bisa menjadi pemenang, seneng deh pokoknya,” ungkap Vivin.

Vivin berharap, acara seperti ini harus terus digelar untuk memberikan edukasi serta pembelajaran terkait bidang usaha kuliner untuk warga khususnya Pekalongan.

“Semoga acara seperti ini terus ada dan sehingga kader-kader PKK itu lebih tergali lagi potensinya,” tutupnya.***