Demo Ojol Tak Sesuai Ekspektasi, Layanan Tetap Jalan dan Penumpang Tak Terpengaruh

089546934adf89d92cbf6940ddb48220
Bagikan:

JAKARTA (Harianterkini.id) – Aksi unjuk rasa besar yang digadang-gadang akan melumpuhkan layanan ojek online (ojol) di Jakarta ternyata jauh dari prediksi. Alih-alih dipenuhi ratusan ribu pengemudi seperti yang dikhawatirkan, hanya ratusan driver yang hadir di titik aksi utama di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta.

Meskipun sempat muncul kekhawatiran soal offbid massal dan gangguan layanan, kenyataannya sebagian besar pengemudi tetap memilih “narik” seperti biasa. Layanan transportasi online pun tetap berjalan normal, bahkan di jam-jam sibuk.

Selain itu, ancaman offbid massal atau aksi mematikan aplikasi secara kolektif di sejumlah titik strategis juga tidak terbukti. Sebagian besar pengemudi tetap memilih beroperasi seperti biasa, memastikan layanan transportasi berbasis aplikasi berjalan normal sepanjang hari.

Baca Juga:  RSI Sultan Agung Semarang Kobarkan Semangat Kebangsaan dalam Perayaan HUT RI ke-79 dan Milad ke-53

Massa aksi hanya berkumpul di sekitar Patung Kuda untuk menyampaikan aspirasi. Namun, mereka tidak bergerak menuju gedung DPR/MPR seperti yang dijadwalkan. Aksi pun berlangsung tertib dan tidak mengganggu lalu lintas secara signifikan.

Situasi ini mencerminkan bahwa mayoritas mitra pengemudi lebih memilih tetap bekerja dan mencari nafkah ketimbang terlibat aksi turun ke jalan. Sejumlah pengemudi bahkan tetap melayani pesanan baik untuk antar-jemput penumpang maupun pengiriman makanan.

“Tapi kebutuhan orang beda-beda, kita tetap narik,” kata salah satu driver ojol yang enggan disebutkan namanya.

Baca Juga:  Rayakan 37 Tahun Swiss-Belhotel Internasional dengan Diskon Menginap hingga 40% di Yogyakarta!

Dari sisi pengguna, layanan ride-hailing juga tetap mudah diakses. Idham, karyawan di Tendean, mengaku tidak mengalami kendala saat memesan ojek online. “Begitu terjebak macet, saya langsung turun mobil, kemudian memesan ojol. Langsung dapat,” katanya.

Senada, Agnes, pegawai di Kebayoran Baru, juga merasa lega karena tetap bisa mendapatkan layanan.

“Tadinya sempat takut kalau nggak akan dapat ojek (ojol). Tapi ya sudah, tetap coba saja, eh langsung dapat,” ujarnya.

Aksi ini juga menuai reaksi di media sosial. Banyak warganet menilai bahwa keputusan para driver untuk tidak ikut aksi adalah langkah realistis. “Gak narik, gak dapet duit harian, buat banyak orang ini mempengaruhi hidup mereka,” tulis akun @andhikabagolakbar.

Baca Juga:  Fakultas Psikologi SCU Bersama Yayasan Pendidikan Astra Deklarasikan Sekolah Ramah Anak di IKN

Sementara akun @handayyyy berbagi pengalaman serupa: “Pernah dapet driver yang gak mau ikutan demo. Dia bilang, ‘ngapain neng demo, yang ada kita gak makan. Mending nyari uang aja yang bener.’ Menurutku abangnya berpikir smart.”

Meski tidak masif, aksi ini tetap menjadi pengingat bahwa suara para pengemudi perlu diperhatikan. Namun realita di lapangan menunjukkan, banyak driver memilih jalur pragmatis—bekerja demi keberlangsungan hidup.