Tekan Jumlah Pengangguran, Jateng Perkuat Strategi Pelatihan Vokasi
SEMARANG (Harianterkini.id) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus giat menggalakkan pembukaan lapangan kerja yang kreatif dan nonformal. Langkah-langkah ini termasuk pelatihan vokasi yang intensif dan peningkatan kompetensi bagi pekerja transmigran.
Menurut Ahmad Aziz, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jateng, upaya tersebut telah memberikan kontribusi signifikan dalam menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT). Bahkan, Jawa Tengah berhasil mencatatkan angka TPT yang lebih rendah daripada rata-rata nasional.
“Kesempatan kerja wirausaha ditingkatkan dengan kualitas lebih baik. Semiisal pelatihan barista yang kita lakukan, satu orang barista berkembang pasti bisa merekrut tenaga kerja,” sebutnya, pada Rapat Koordinasi Pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Swis-Bellinn Saripetojo Surakarta, Senin (10/6/2024).
Pada Agustus 2023, angka TPT Jateng menurun menjadi 5,13 persen, sedangkan angka TPT Nasional adalah 5,32 persen. Pada Februari 2024, angka TPT Jateng semakin menurun menjadi 4,39 persen, sementara TPT Nasional adalah 4,82 persen.
Selama periode Februari 2023 hingga Februari 2024, jumlah tenaga kerja yang terserap di Jateng meningkat sebesar 0,45 juta menjadi 20,41 juta orang. Sementara itu, jumlah pengangguran turun sebanyak 0,17 juta orang menjadi 0,94 juta orang pada Februari 2024.
Tantangan utama di Jawa Tengah adalah mempersiapkan tenaga kerja yang siap untuk industri dan berwirausaha. Meskipun telah banyak lulusan SMK yang siap kerja, tantangan ini masih relevan.
Untuk mendukung sektor wirausaha, Pemerintah Provinsi Jateng aktif dalam menyediakan pelatihan melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Pemerintah Provinsi Jateng terus berupaya meningkatkan keterserapan tenaga kerja dengan berbagai strategi, termasuk memaksimalkan peran BLK. Salah satu strategi adalah meningkatkan kualitas pelatihan, seperti pelatihan barista yang diharapkan dapat membuka peluang kerja bagi para pesertanya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Jateng juga mengembangkan kemampuan wirausaha sesuai dengan potensi wilayahnya, seperti mengembangkan produk-produk berbasis jagung untuk menyerap tenaga kerja lokal.
Dengan lebih dari 2.000 BLK yang dikelola oleh berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jateng dan pemerintah pusat, serta melalui berbagai inisiatif lain seperti aplikasi E-Makaryo, Jawa Tengah telah berhasil menempatkan ribuan orang dalam pekerjaan. Kolaborasi lintas sektor dan perangkat hukum yang memadai dianggap sebagai kunci kesuksesan dalam menyelenggarakan urusan ketenagakerjaan dan transmigrasi yang lebih baik.
“Sedangkan bila melalui aplikasi E-Makaryo milik Disnakertrans Jateng, tercatat telah menempatkan 11.183 orang bekerja. Kemudian Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jateng dari Januari-April 2024 telah tersalurkan 24.313 orang. Lalu untuk transmigrasi tahun ini kita dapat jatah 16 KK,” imbuh Aziz.