Mahfud MD Sebut Pemilu Selalu Ada Kecurangan
JAKARTA (Harianterkini.id) – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan pemilu masa Orde Baru dan era Reformasi hingga saat ini selalu diwarnai kecurangan.
“Kesimpulan saya selama pemilu di era Reformasi selalu terjadi kecurangan,” kata Mahfud dan acara Cangkrukan Menko Polhukam yang ditayangkan di kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Selasa (28/2).
Mahfud mengaku sudah berpartisipasi dalam berbagai urusan pemilu sejak tahun 1999 lalu.
“Pemilu pasti akan dilaksanakan, tapi rawan kecurangan,” kata dia.
Meski demikian, Mahfud mengatakan motif kecurangan pemilu di era Reformasi dan Orde Baru berbeda. Era Orba, kata dia, kecurangan pemilu dilakukan sistematis oleh negara dan hasilnya sudah ditentukan.
Sementara itu, ia mengatakan kecurangan pemilu di era reformasi dilakukan oleh peserta pemilu.
“Partai A curangi partai B. Ditempat lain partai B curangi partai C, bayar Lurahnya, Lurah bukan penyelenggara pemilu. Tapi TPS-nya kan orangnya Lurah. Suaranya dikurangi, ditambah. Kok tahu? Saya tahu karena saya hakim MK,” kata dia.
“Sekarang ini curangnya antarpeserta pemilu, bukan pemerintah,” tambah dia.
Meski pemilu di era Reformasi memiliki ekses negatif, namun ia mengatakan pemilu di era Reformasi membuahkan hasil terbaik. Pasalnya, ia mengatakan semua orang berhak untuk dipilih dan memilih.
Ia lantas membandingkan masa Orde Baru seseorang yang ingin mencalonkan sebagai presiden justru ditangkap dan dicap gila.
“Dulu calonkan presiden itu dicap gila, loh. Diumumkan ke mana-ke mana gila. Sawito Kartowibowo itu kan dulu ‘saya mau calon presiden’, ditangkap masuk penjara, ‘dia orang gila’, begitu,” kata dia.
“Nah sekarang saudara mau calonkan siapa saja boleh,” tambahnya.